Acara Selapanan Menurut Islam: Tradisi Berbahagia dalam Keluarga

Diposting pada

Siapa yang tidak senang dengan acara selapanan? Tradisi yang sudah turun-temurun dalam masyarakat Indonesia ini memang selalu dinantikan oleh banyak orang, terutama para orang tua yang akan merayakan kelahiran anaknya yang berumur 7 hari. Tidak hanya sebagai momen untuk merayakan kebahagiaan kelahiran, acara selapanan juga memiliki makna yang dalam menurut ajaran Islam.

Dalam Islam, acara selapanan memiliki makna spiritual yang sangat penting. Melalui acara ini, orang tua dianjurkan untuk menyampaikan syukur kepada Allah atas kelahiran anak mereka. Selain itu, acara selapanan juga menjadi ajang untuk mengadakan doa bersama agar anak tersebut diberkahi oleh Allah dan dilindungi dalam menjalani kehidupannya.

Biasanya, acara selapanan diselenggarakan dengan mengundang keluarga dan sahabat dekat untuk datang ke rumah. Selain memanjatkan doa bersama, acara ini juga biasanya diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, ceramah agama, dan pemberian hadiah kepada tamu undangan sebagai ungkapan terima kasih atas kehadiran mereka.

Tidak hanya itu, acara selapanan juga menjadi momen yang tepat untuk mempererat hubungan antar keluarga dan tetangga. Dengan berkumpul bersama dalam keadaan bahagia, diharapkan hubungan kekeluargaan dan kerukunan antar sesama akan semakin terjalin kuat.

Dengan segala makna dan tradisinya, acara selapanan memang menjadi salah satu momen yang sangat berharga dalam kehidupan seorang muslim. Semoga melalui acara ini, keluarga dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Selamat merayakan acara selapanan bagi yang sedang menantikan momen bahagia ini!

Selapanan dalam Islam

Sobat Rspatriaikkt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai acara selapanan dalam agama Islam. Acara selapanan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan oleh umat Muslim setelah melahirkan seorang bayi. Tradisi ini memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan yang perlu kita ketahui sebagai umat Muslim. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan secara terperinci mengenai acara selapanan menurut Islam.

Pengertian Selapanan dalam Islam

Acara selapanan dalam Islam merujuk pada tradisi yang dilakukan pada hari ke tujuh setelah kelahiran seorang bayi. Pada hari tersebut, keluarga dan kerabat dekat bayi akan berkumpul untuk mengadakan perayaan yang diharapkan membawa berkah dan kebaikan bagi bayi serta keluarganya. Selapanan memiliki makna yang dalam dalam agama Islam, di mana selapanan menandakan berakhirnya fase genting dalam kelahiran dan memulai fase baru dalam kehidupan bayi tersebut.

Kelebihan Acara Selapanan dalam Islam

1. Membawa Berkah dan Rasa Syukur

Acara selapanan dalam Islam merupakan momen yang sarat dengan rasa syukur terhadap anugerah Allah atas kelahiran seorang bayi. Dengan mengadakan perayaan, orang tua dan keluarga bayi dapat menyampaikan rasa syukur mereka dan memohon berkah untuk bayi tersebut.

2. Mengajarkan Nilai-nilai Agama

Acara selapanan juga menjadi ajang untuk mengajarkan nilai-nilai agama kepada bayi sejak dini. Dalam perayaan ini, biasanya ada doa-doa dan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang diharapkan dapat membawa keberkahan dan kebaikan bagi bayi serta keluarganya.

3. Mempererat Hubungan Keluarga

Perayaan selapanan menjadi sarana yang baik untuk mempererat ikatan antara keluarga dan kerabat dekat bayi. Dalam perayaan ini, keluarga dan kerabat dapat saling berkumpul, berbagi kebahagiaan, dan saling memberikan dukungan antara satu dengan yang lainnya.

4. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan

Salah satu tradisi dalam acara selapanan adalah mandi bersama bayi. Mandi bersama merupakan bentuk kebersihan dan menjaga kesehatan bayi. Selain itu, diharapkan pula dapat menjaga kebersihan spiritual.

5. Mengenalkan Nama dan Identitas Bayi

Acara selapanan juga memberikan kesempatan bagi orang tua untuk mengenalkan nama dan identitas bayi kepada keluarga dan kerabat dekat. Hal ini penting untuk memperkenalkan bayi dan memberikan pengenalan awal mengenai dirinya kepada orang-orang terdekatnya.

Kekurangan Acara Selapanan dalam Islam

1. Mengandung Unsur Superstitious

Beberapa tradisi dalam acara selapanan mengandung unsur-unsur kepercayaan yang bersifat superstitious, seperti memasukkan buah dalam serokan atau menggunakan benda-benda tertentu yang diyakini membawa keberkahan. Hati-hati untuk tidak terjebak dalam keyakinan yang tidak memiliki dasar agama.

2. Menghabiskan Biaya yang Tidak Perlu

Acara selapanan dapat menjadi perayaan yang mewah dan menghabiskan biaya yang tidak perlu. Sebagai umat Muslim, kita dianjurkan untuk tidak berlebihan dalam mengeluarkan biaya dan menjaga kecukupan serta keberkahan dalam kehidupan kita.

3. Dapat Menimbulkan Penyebaran Penyakit

Pada umumnya, acara selapanan dihadiri oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit, terutama jika tidak ada langkah-langkah pencegahan yang cukup, seperti menjaga kebersihan dan menjaga jarak fisik.

4. Membingungkan dengan Tradisi Lain

Di beberapa daerah, tradisi selapanan dapat bercampur dengan tradisi lain yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Hal ini dapat membingungkan dan dapat melenceng dari tujuan utama acara selapanan yang seharusnya bersifat religius dan mengajarkan nilai-nilai agama.

5. Meningkatkan Tekanan Sosial

Adanya ekspektasi sosial untuk mengadakan acara selapanan yang mewah dan besar dapat meningkatkan tekanan sosial bagi orang tua bayi. Hal ini dapat menimbulkan beban finansial dan tekanan emosional.

Pertanyaan Umum mengenai Acara Selapanan

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan umum yang sering muncul terkait acara selapanan dalam Islam:

1. Apakah acara selapanan hanya dilakukan pada hari ke tujuh setelah kelahiran?

Tidak. Meskipun acara selapanan secara umum dilakukan pada hari ke tujuh, namun dalam beberapa mazhab Islam, acara ini juga dapat dilakukan pada hari lain, seperti hari keempat belas atau dua puluh satu. Penting untuk menyesuaikan dengan keyakinan dan tradisi yang berlaku di daerah masing-masing.

2. Apakah acara selapanan harus dilakukan secara besar-besaran?

Tidak. Acara selapanan dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan keluarga. Yang terpenting adalah melaksanakan acara tersebut dengan niat yang baik dan untuk mengharapkan berkah dari Allah SWT.

3. Bagaimana jika ada konflik antara tradisi selapanan dan ajaran agama Islam?

Apabila terdapat konflik antara tradisi selapanan dengan ajaran agama Islam, sebaiknya mengedepankan ajaran agama sebagai prioritas utama. Kita dapat mengkombinasikan tradisi selapanan dengan kegiatan yang sesuai dengan ajaran agama, misalnya dengan membaca doa-doa yang dianjurkan dan menghindari praktik-praktik yang bertentangan dengan Islam.

Kesimpulan

Acara selapanan dalam Islam merupakan tradisi yang dilakukan setelah kelahiran seorang bayi. Selapanan memiliki kelebihan seperti membawa berkah dan rasa syukur, mengajarkan nilai-nilai agama, mempererat hubungan keluarga, menjaga kebersihan dan kesehatan, serta mengenalkan nama dan identitas bayi. Namun, acara ini juga memiliki kekurangan seperti unsur superstitious, pengeluaran biaya yang tidak perlu, penyebaran penyakit, percampuran dengan tradisi lain, dan meningkatkan tekanan sosial. Sebagai umat Muslim, penting untuk melaksanakan acara selapanan dengan niat yang baik serta menjaga agar tidak melenceng dari ajaran agama Islam.

Penceramah dan Konselor Islam. Menyebarkan kebijaksanaan dan kasih sayang Islam dalam setiap kata dan tindakan. Mendukung kesehatan mental melalui panduan agama