Pernikahan merupakan ibadah yang sangat mulia dalam Agama Islam. Salah satu hal yang penting dalam pernikahan adalah adanya hubungan suami istri yang sehat dan harmonis. Dan salah satu faktor penting dalam menciptakan hubungan yang sehat adalah dengan menjaga keharmonisan dalam berjima.
Jima atau hubungan suami istri dalam Islam memiliki tata cara atau adab yang harus dipatuhi sesuai dengan syariat Islam. Berikut adalah beberapa cara berjima menurut syariat Islam yang perlu diketahui:
1. Bersihkan diri: Sebelum berjima, hendaklah membersihkan diri dan menjaga kebersihan tubuh sebagai bagian dari adab berjima dalam Islam. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan kesehatan tubuh.
2. Mentaati aturan: Dalam berjima, hendaklah menjaga batasan-batasan yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Berjima dilakukan hanya dengan pasangan sah yang telah diikat oleh ikatan pernikahan.
3. Berdoa sebelum dan sesudah berjima: Sebelum melakukan hubungan suami istri, sebaiknya berdoa meminta perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT. Begitu juga setelah selesai berjima, disunnatkan untuk berdoa memohon ampunan dan keberkahan dari Allah SWT.
4. Menjaga keintiman: Selain sebagai ibadah, jima juga sebagai tanda keintiman antara suami istri. Oleh karena itu, hendaklah menjaga keintiman dan kasih sayang dalam berjima.
Dengan menerapkan cara berjima menurut syariat Islam, diharapkan dapat membentuk hubungan suami istri yang lebih baik, harmonis, dan penuh keberkahan. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan bagi kita dalam menjalani rumah tangga sesuai dengan ajaran Islam yang mulia.
Sobat Rspatriaikkt!
Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai cara berjima menurut syariat Islam. Jima’ atau hubungan suami istri adalah salah satu aspek yang penting dalam kehidupan berumah tangga. Dalam agama Islam, terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi ketika melakukan hubungan intim ini. Mari kita simak penjelasan terperinci dan lengkap mengenai cara berjima menurut syariat Islam berikut ini.
Kelebihan Cara Berjima Menurut Syariat Islam
1. Mencapai Keharmonisan dalam Rumah Tangga
Cara berjima menurut syariat Islam dapat membantu mencapai keharmonisan dalam rumah tangga. Dengan mengikuti aturan-aturan yang ditentukan oleh agama, pasangan suami istri dapat saling menghormati dan memahami kebutuhan masing-masing. Hal ini akan menciptakan ikatan yang kuat antara suami dan istri serta menjaga keutuhan keluarga.
2. Menjaga Kesehatan Fisik dan Psikis
Berjima menurut syariat Islam juga dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan fisik dan psikis pasangan. Dalam aturan Islam, disebutkan bahwa hubungan suami istri merupakan satu dari beberapa cara dalam menjaga kesehatan. Dalam hubungan intim ini, terjadi pelepasan hormon yang dapat meningkatkan mood serta membuat tubuh merasa lebih rileks.
3. Membangun Kepercayaan dan Ketulusan
Melalui cara berjima menurut syariat Islam, pasangan suami istri dapat membangun kepercayaan dan ketulusan satu sama lain. Dalam hubungan intim yang dijalankan sesuai dengan aturan agama, tidak ada rahasia dan tipu daya. Pasangan suami istri dapat mengerti kebutuhan masing-masing secara jujur dan terbuka, sehingga terjalinlah ikatan kepercayaan yang kokoh di antara keduanya.
4. Melatih Kesabaran dan Pengendalian Diri
Cara berjima menurut syariat Islam juga melibatkan kesabaran dan pengendalian diri. Dalam ajaran agama, dituntut untuk tidak melampiaskan nafsu dengan cara yang salah. Pasangan suami istri diajarkan untuk mengatur keinginan dan menahan diri untuk melakukannya hanya dengan pasangan halalnya. Hal ini melatih kesabaran dan pengendalian diri yang sangat penting dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
5. Mempererat Hubungan dengan Allah
Selain mempererat hubungan suami istri, cara berjima menurut syariat Islam juga mempererat hubungan dengan Allah. Dalam melakukan hubungan intim, pasangan suami istri diajarkan untuk mengucapkan doa dan memohon perlindungan kepada Allah. Hal ini membuat hubungan mereka tidak hanya fisik, tetapi juga spiritual.
Kekurangan Cara Berjima Menurut Syariat Islam
1. Pembatasan dalam Waktu dan Tempat
Salah satu kekurangan cara berjima menurut syariat Islam adalah adanya pembatasan dalam waktu dan tempat. Dalam ajaran agama, aturan-aturan yang ditentukan mengenai waktu dan tempat harus diikuti dengan ketat. Hal ini dapat membatasi pasangan suami istri dalam menjalankan hubungan intim sesuai dengan keinginan mereka.
2. Perhatian Lebih pada Kualitas Daripada Kuantitas
Cara berjima menurut syariat Islam juga menekankan perhatian lebih pada kualitas daripada kuantitas. Dalam agama Islam, lebih penting untuk menjalankan hubungan intim dengan penuh kekhusyukan dan perasaan syukur daripada hanya sekedar mencapai kepuasan fisik semata. Hal ini dapat membuat pasangan suami istri merasa tertekan apabila tidak dapat mencapai tingkat kekhusyukan yang diharapkan.
3. Adanya Beban dan Tanggung Jawab yang Besar
Cara berjima menurut syariat Islam juga membawa beban dan tanggung jawab yang besar bagi pasangan suami istri. Dalam menjalankan hubungan intim, keduanya harus memperhatikan aturan-aturan yang ditetapkan oleh agama. Hal ini memerlukan kesungguhan, tanggung jawab, dan komitmen yang tinggi untuk menjaga integritas dalam melaksanakan hubungan ini.
FAQ Cara Berjima Menurut Syariat Islam
1. Apakah Diizinkan untuk Menunda atau Menyela Hubungan Jima’?
Menurut syariat Islam, tidak ada larangan untuk menunda atau menyela hubungan jima’. Namun, keputusan ini harus dibuat berdasarkan kesepakatan bersama dan harus memperhatikan aturan-aturan Islam yang berlaku. Disarankan untuk berkomunikasi dengan baik antara suami istri untuk mencapai kesepakatan yang baik.
2. Bagaimana Jika Pasangan Suami Istri Tidak Saling Memuaskan dalam Hubungan Jima’?
Dalam Islam, hubungan suami istri tidak hanya sekadar mencapai kepuasan fisik semata. Jika pasangan suami istri merasa tidak saling memuaskan dalam hubungan jima’, disarankan untuk saling berbicara dan mencari solusi bersama. Bisa jadi, terdapat masalah lain di dalam hubungan yang perlu diatasi terlebih dahulu.
3. Apakah Boleh Berjima’ Selama Masa Menstruasi atau Nifas?
Dalam ajaran agama Islam, hubungan jima’ tidak diperbolehkan selama masa menstruasi atau nifas. Ini adalah aturan yang harus diikuti oleh pasangan suami istri. Namun, dalam masa tersebut masih banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk menjaga keintiman dan kebersamaan, seperti mempererat hubungan melalui komunikasi dan saling berbagi.
Dalam kesimpulan, cara berjima menurut syariat Islam memiliki kelebihan dalam mencapai keharmonisan dalam rumah tangga, menjaga kesehatan fisik dan psikis, membangun kepercayaan dan ketulusan, melatih kesabaran dan pengendalian diri, serta mempererat hubungan dengan Allah. Namun, terdapat juga kekurangan seperti pembatasan dalam waktu dan tempat, perhatian lebih pada kualitas daripada kuantitas, serta adanya beban dan tanggung jawab yang besar. Sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk mengikuti ajaran agama dengan baik dan menjalankan hubungan suami istri sesuai dengan aturan yang ditentukan agar dapat mencapai kehidupan berumah tangga yang harmonis dan berkualitas.