Hukum Makan Daging Biawak Menurut Islam: Apa Kata Agama?

Diposting pada

Sebagai umat muslim, kita seringkali bertanya-tanya tentang hukum makan daging dari hewan-hewan tertentu. Salah satunya adalah daging biawak. Namun, sebelum kita memutuskan untuk mengonsumsi daging biawak, ada baiknya kita mencari tahu pandangan agama Islam tentang hal tersebut.

Dalam agama Islam, terdapat aturan yang jelas mengenai jenis-jenis hewan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Daging biawak termasuk dalam kategori hewan-hewan yang tidak halal untuk dikonsumsi. Hal ini berdasarkan pada hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang memakan daging hewan-hewan tertentu, termasuk biawak.

Selain itu, daging biawak juga dianggap sebagai hewan yang menjijikkan dan tidak sehat untuk dikonsumsi. Hewan-hewan yang memiliki sifat-sifat seperti memakan bangkai, karnivora atau bisa beracun, umumnya dihindari karena dapat membahayakan kesehatan tubuh.

Dengan demikian, sebagai umat muslim sebaiknya kita memperhatikan baik-baik jenis hewan yang kita konsumsi. Meskipun banyak yang menggemari daging exotic seperti daging biawak, namun tidak ada salahnya untuk lebih memperhatikan kehalalan dan kesehatan dari makanan yang kita konsumsi. Semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita tentang hukum makan daging biawak menurut Islam.

Ketentuan Makan Daging Biawak Menurut Islam

Sobat Rspatriaikkt!, dalam agama Islam terdapat aturan-aturan yang mengatur tentang makanan halal dan haram. Salah satu contohnya adalah makanan yang berasal dari hewan, termasuk daging biawak. Dalam Islam, daging biawak termasuk ke dalam kategori hewan reptil. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai hukum makan daging biawak menurut Islam. Mari simak penjelasan berikut ini.

Kelebihan Hukum Makan Daging Biawak Menurut Islam

1. Kaya Akan Kandungan Nutrisi

Daging biawak memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, seperti protein, zat besi, dan vitamin B12. Nutrisi-nutrisi tersebut sangat diperlukan tubuh untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan fungsinya.

2. Merupakan Makanan Exotic

Daging biawak cukup jarang dimakan dan dianggap sebagai hidangan khusus. Oleh karena itu, mengonsumsi daging biawak dapat memberikan pengalaman kuliner yang berbeda dan menarik bagi sebagian orang.

3. Memperkaya Khasanah Kuliner Islam

Makanan halal dalam sejarah kuliner Islam memiliki beragam macam dan variasi. Salah satunya adalah makanan yang berasal dari hewan-hewan yang jarang dikonsumsi. Dengan mengonsumsi daging biawak, umat Muslim dapat memperkaya khasanah kuliner halal yang dimiliki.

4. Mengikuti Sunnah Nabi

Beberapa riwayat mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW juga pernah mengonsumsi daging biawak. Sehingga, dengan mengonsumsi daging biawak, umat Muslim dapat mengikuti contoh yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW.

5. Ketersediaan yang Terjamin

Dalam beberapa daerah, biawak dianggap sebagai hewan yang berlimpah dan merupakan populasi yang terkendali. Oleh karena itu, ketersediaan daging biawak dapat terjamin sehingga dapat menjadi alternatif makanan bagi umat Muslim yang tinggal di daerah tersebut.

Kekurangan Hukum Makan Daging Biawak Menurut Islam

1. Tidak Disarankan dalam Kehidupan Sehari-hari

Meskipun tidak secara tegas dilarang, makan daging biawak tidak disarankan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan biawak bukanlah hewan ternak yang umum dikonsumsi, sehingga akan lebih bijak untuk menghindari konsumsi daging biawak secara rutin.

2. Kontroversi di Kalangan Ulama

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang hukum makan daging biawak. Beberapa ulama berpendapat bahwa daging biawak termasuk hewan reptil yang haram dikonsumsi. Oleh karena itu, umat Muslim perlu memperhatikan pendapat ulama yang mereka ikuti untuk memutuskan mengonsumsi atau tidak mengonsumsi daging biawak.

3. Bisa Menimbulkan Penyakit

Secara umum, hewan reptil memiliki risiko lebih tinggi dalam membawa penyakit dibandingkan dengan hewan lainnya. Oleh karena itu, mengonsumsi daging biawak dengan kualitas yang tidak terjamin dapat berpotensi menimbulkan risiko terkena penyakit.

4. Tidak Menjadi Prioritas Pangan

Islam menganjurkan umat Muslim untuk menjadi pemakmur bumi dan menyejahterakan sesama manusia. Oleh karena itu, hewani yang tidak menjadi prioritas pangan umat Muslim seperti biawak dapat dihindari untuk menjaga kesinambungan populasi hewan tersebut.

5. Tersedia Alternatif yang Lebih Baik

Di pasaran terdapat banyak alternatif makanan halal lain yang memiliki nutrisi dan rasa yang sama, bahkan lebih baik daripada daging biawak. Sebagai umat Muslim, kita sebaiknya memilih alternatif makanan yang lebih aman, lebih mudah didapatkan, dan lebih bijak dikonsumsi.

FAQ Tentang Hukum Makan Daging Biawak Menurut Islam

1. Apakah hukum makan daging biawak secara mutlak haram?

Tidak, hukum makan daging biawak tidak secara mutlak haram. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Oleh karena itu, umat Muslim perlu melihat dan mengikuti pendapat ulama yang mereka percayai.

2. Bagaimana cara memastikan kehalalan daging biawak?

Untuk memastikan kehalalan daging biawak, umat Muslim sebaiknya memperhatikan asal-usul daging tersebut, proses penanganan serta penyimpanan yang dilakukan oleh produsen atau penjual, serta mengecek sertifikat halal jika tersedia.

3. Dapatkah daging biawak dimakan dalam keadaan darurat?

Dalam keadaan darurat, umat Muslim diperbolehkan untuk memakan makanan yang seharusnya haram, termasuk daging biawak. Namun, dalam kondisi normal sebaiknya memilih alternatif makanan yang diizinkan dan lebih aman untuk dikonsumsi.

Jadi, kesimpulannya adalah bahwa hukum makan daging biawak menurut Islam merupakan permasalahan yang cukup kompleks dengan perbedaan pendapat di kalangan ulama. Meskipun tidak secara tegas dilarang, umat Muslim sebaiknya mempertimbangkan baik-baik sebelum mengonsumsi daging biawak, memperhatikan pendapat ulama yang mereka percayai, serta lebih bijak memilih alternatif makanan yang lebih halal, aman, dan mudah didapatkan.

Pengajar seni dan budaya Islam. Mempersembahkan keindahan Islam melalui seni dan pengetahuan budaya. Berdakwah melalui kesenian dan kreativitas