Ruwatan dalam Pandangan Agama Islam: Apa Sebenarnya Hukumnya?

Diposting pada

Seiring dengan perkembangan zaman, praktik ruwatan masih tetap eksis di masyarakat Indonesia. Namun, bagaimana sebenarnya hukum ruwatan dalam pandangan agama Islam?

Dalam agama Islam, ruwatan atau ritual spiritual untuk mengusir atau menghindari hal-hal buruk seharusnya tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan ruwatan memiliki unsur-unsur syirik dan bid’ah yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Menurut ajaran Islam, kekuatan hanya ada pada Allah SWT. Melakukan ritual-ritual tertentu dengan tujuan untuk menghindari bencana atau mendatangkan keberuntungan bukanlah tindakan yang dianjurkan dalam agama Islam. Sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur’an, hanya Allah yang dapat menentukan takdir manusia.

Jadi, bagi umat Islam sebaiknya menjauhi praktik ruwatan dan lebih mengandalkan doa serta tawakal kepada Allah dalam menghadapi segala ujian hidup. Karena sesungguhnya, kekuatan dan perlindungan hanya datang dari-Nya.

Ketahui Hukum Ruwatan Menurut Islam

Sobat Rspatriaikkt! Sebagai umat muslim yang taat, kita perlu memahami prinsip-prinsip agama dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya. Salah satu praktik yang sering bikin bingung bagi umat Islam adalah perihal ruwatan. Ruwatan merupakan tradisi spiritual yang melibatkan ritual-ritual tertentu untuk mengusir sial atau malapetaka. Namun, sebelum kita memahami apakah ruwatan dibenarkan dalam Islam atau tidak, penting untuk menyadari bahwa agama Islam didasarkan pada Al-Quran dan Hadis, yang merupakan sumber hukum tertinggi bagi umat Islam.

Pendahuluan

Apa Itu Ruwatan?

Ruwatan, dalam bahasa Jawa, berarti “bersih-bersih” atau “meruwat”. Praktik ruwatan ini umumnya dilakukan oleh masyarakat Jawa dalam rangka mengusir sial atau malapetaka yang diduga telah atau akan menimpa seseorang atau keluarganya. Ruwatan melibatkan berbagai ritual, seperti memohon perlindungan kepada leluhur atau roh gaib, melakukan sembahyang bersama, dan mengadakan upacara.

Ruwatan dalam Pandangan Islam

Hukum Ruwatan dalam Islam

Dalam pandangan Islam, ruwatan termasuk praktik-praktik yang dianggap sebagai bid’ah. Bid’ah adalah segala sesuatu yang tidak didasarkan pada Al-Quran dan Hadis, baik itu bentuk ibadah, ritual, atau tradisi baru di dalam agama Islam. Dalam Al-Quran, Allah SWT sangat tegas melarang umat Islam untuk mengikuti taklid buta, mengikuti tradisi tanpa dasar yang jelas. Allah hanya mengijinkan ibadah-ibadah yang sudah ditetapkan dan tertera dalam Al-Quran dan Hadis.

Meskipun dalam beberapa budaya atau tradisi lokal, ruwatan dianggap sebagai bagian dari warisan budaya, namun sebagai umat muslim sejati, kita perlu memahami bahwa praktek tersebut tidak diperbolehkan dalam Islam. Melakukan ruwatan atau percaya pada ruwatan dapat menyimpang dari keyakinan tauhid yang menjadi dasar agama Islam. Hal ini juga dapat menimbulkan praktik syirik jika melibatkan kepercayaan kepada leluhur atau roh gaib.

Kelebihan Hukum Ruwatan Menurut Islam

1. Menjaga Kesucian Tauhid

Hukum ruwatan menurut Islam memiliki kelebihan dengan menjaga kesucian tauhid sebagai ajaran dasar Islam. Dalam Islam, kita ditegaskan untuk mempercayai dan hanya memohon kepada Allah SWT. Praktek ruwatan yang melibatkan kemungkinan berinteraksi dengan makhluk halus atau roh gaib dapat menyebabkan penyimpangan dari tauhid yang murni.

2. Melindungi Dari Praktik Syirik

Selain menjaga kesucian tauhid, hukum ruwatan menurut Islam juga melindungi umat Muslim dari praktik syirik. Syirik adalah penyekutuan atau pemujaan kepada selain Allah SWT. Dalam praktik ruwatan, terkadang melibatkan penghormatan atau penyembahan tidak langsung kepada roh gaib atau leluhur, yang dapat dikategorikan sebagai praktik syirik.

3. Memperkuat Kekuatan Iman Dalam Berdoa

Hukum ruwatan menurut Islam mengajarkan umat Muslim untuk memperkuat kekuatan iman dalam berdoa. Allah SWT menyampaikan dalam Al-Quran bahwa berdoa adalah sarana yang sangat penting untuk berkomunikasi dengan-Nya. Dengan menjauhi praktik ruwatan, umat Muslim dihimbau untuk lebih fokus dalam berdoa kepada Allah SWT, yang merupakan sumber segala kekuatan dan perlindungan sejati.

4. Menghindari Bid’ah dan Praktik Taklid Buta

Hukum ruwatan menurut Islam juga bertujuan untuk menghindari praktik bid’ah dan taklid buta. Bid’ah adalah segala perbuatan yang diada-adakan dalam agama Islam, yang tidak memiliki dasar atau dalil yang kuat dalam Al-Quran maupun Hadis. Dalam praktek ruwatan, terdapat banyak ritual atau upacara yang tidak memiliki dasar yang jelas dalam ajaran agama Islam.

5. Meningkatkan Kualitas Ibadah dan Ketaqwaan

Terakhir, hukum ruwatan menurut Islam memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas ibadah dan ketaqwaan umat Muslim. Dengan menekankan pada praktik ibadah yang sudah ditetapkan dan tertera dalam Al-Quran dan Hadis, umat Muslim dapat mengarahkan energi dan fokus mereka untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjalankan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh.

Kekurangan Hukum Ruwatan Menurut Islam

1. Praktik Syirik dan Kesesatan Ajaran

Salah satu kekurangan hukum ruwatan menurut Islam adalah praktik syirik dan kesesatan ajaran. Melibatkan keyakinan atau penghormatan terhadap roh gaib atau leluhur adalah praktik syirik yang jelas dilarang dalam Islam. Selain itu, ruwatan juga membawa potensi adanya ajaran yang sesat, yang tidak didasarkan pada Al-Quran dan Hadis.

2. Mencampuradukkan Ajaran Agama

Praktik ruwatan dalam beberapa kasus dapat dengan mudah mencampuradukkan ajaran agama Islam dengan kepercayaan-kepercayaan lokal atau tradisi budaya tertentu. Hal ini menyebabkan adanya potensi untuk menyimpang dari ajaran agama yang sebenarnya, dan mengikuti kepercayaan yang tidak memiliki dasar dalam Islam. Mencampuradukkan ajaran agama dapat mengaburkan pemahaman umat Muslim tentang ajaran Islam yang sebenarnya.

3. Mengalihkan Fokus Dari Ibadah Yang Sah

Salah satu kelemahan hukum ruwatan menurut Islam adalah mengalihkan fokus dari ibadah yang sah yang sudah ditetapkan dalam ajaran Islam. Dalam ruwatan, umat Muslim cenderung lebih memikirkan proses ritual dan upacara yang dilakukan daripada memperhatikan ibadah yang lebih penting, seperti shalat, puasa, atau zakat. Mengalihkan fokus dari ibadah yang sah dapat menyebabkan hilangnya rasa takut kepada Allah SWT dan semakin jauh dari jalan yang lurus.

FAQ (Frequently Asked Questions) Mengenai Hukum Ruwatan Menurut Islam

1. Apakah semua bentuk ruwatan dilarang dalam Islam?

Ya, dalam Islam, semua bentuk ruwatan yang melibatkan praktik-praktik yang tidak memiliki dasar dalam Al-Quran dan Hadis dilarang.

2. Bagaimana cara menjaga kesucian tauhid dalam rutinitas sehari-hari?

Cara terbaik untuk menjaga kesucian tauhid dalam rutinitas sehari-hari adalah dengan selalu mengingat Allah, berdoa kepada-Nya, dan mengikuti ajaran-Nya sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran dan Hadis.

3. Apakah ada alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang biasanya diselesaikan dengan ruwatan?

Tentu saja! Ada banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah, seperti berdoa, memohon perlindungan kepada Allah SWT, dan mencari solusi yang sesuai dengan ajaran Islam.

Kesimpulan

Melalui pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ruwatan tidak diperbolehkan dalam agama Islam. Hukum ruwatan menurut Islam melarang praktik-praktik yang tidak didasarkan pada Al-Quran dan Hadis, seperti halnya ruwatan. Meskipun praktik ini mungkin melibatkan tradisi dan budaya lokal, sebagai umat Muslim sejati, kita perlu memahami prinsip-prinsip agama dan menjauhi praktik yang bersifat bid’ah.

Sebagai gantinya, kita perlu memfokuskan diri dalam ibadah yang sah, menjaga kesucian tauhid, dan mengikuti ajaran Islam sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Dengan demikian, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah dan menguatkan keimanan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Pengajar seni dan budaya Islam. Mempersembahkan keindahan Islam melalui seni dan pengetahuan budaya. Berdakwah melalui kesenian dan kreativitas