Pendahuluan
Salam Sobat Rspatriaikkt! Apa kabar kalian semua? Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai nama bulan menurut orang Jawa. Sebagai salah satu suku yang memiliki kekayaan budaya yang sangat kental, orang Jawa memiliki cara unik dalam menamai bulan-bulan dalam setahun. Nama-nama bulan yang digunakan oleh orang Jawa mengandung makna dan simbol tertentu yang menarik untuk dipelajari. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi secara detail mengenai nama-nama bulan menurut orang Jawa dan makna di baliknya.
1. Januari: Merta
Bulan pertama dalam setahun menurut orang Jawa dikenal dengan nama Merta. Nama ini memiliki makna yang sangat dalam, yaitu “mulai” atau “awal”. Pada bulan ini, orang Jawa menganggapnya sebagai awal dari perjalanan mereka mengarungi tahun yang baru. Bulan Merta sering kali dianggap sebagai bulan yang penuh harapan dan peluang baru bagi setiap individu.
2. Februari: Mungguh
Bulan kedua dalam setahun menurut orang Jawa dikenal dengan nama Mungguh. Nama ini berasal dari kata “fungguh” yang berarti “rendah hati” atau “sungguh-sungguh”. Orang Jawa menganggap bulan ini sebagai waktu yang tepat untuk bersikap rendah hati dan mempersembahkan penghargaan kepada orang-orang terdekat.
3. Maret: Manjing
Manjing adalah nama bulan ketiga dalam setahun menurut orang Jawa. Nama ini berasal dari kata “ajing” yang berarti “lilin”. Bulan Manjing sering kali dianggap sebagai bulan yang terang, seperti cahaya lilin yang menerangi kegelapan. Orang Jawa mengaitkan bulan ini dengan peningkatan pengetahuan dan kebijaksanaan.
4. April: Sasih
Sasih adalah nama bulan keempat dalam setahun menurut orang Jawa. Nama ini berasal dari kata “sasi” yang berarti “bulan”. Bulan Sasih dianggap sebagai bulan yang penuh sesak, dimana masyarakat Jawa banyak mengadakan ritual dan upacara untuk menghormati leluhur mereka. Bulan ini juga dianggap sebagai bulan yang membawa berkah dan perlindungan.
5. Mei: Sura
Sura adalah nama bulan kelima dalam setahun menurut orang Jawa. Nama ini berasal dari kata “sura” yang berarti “berani” atau “pemberani”. Orang Jawa menganggap bulan ini sebagai waktu yang tepat untuk menghadapi rintangan dan mengambil keputusan yang berani. Bulan Sura juga sering kali dihubungkan dengan keberanian dan kekuatan.
6. Juni: Jared
Orang Jawa menyebut bulan keenam dalam setahun sebagai Jared. Nama ini memiliki makna yang unik, yaitu “terpendam”. Bulan ini sering dikaitkan dengan perasaan yang terpendam atau perasaan yang belum terungkap. Bulan Jared juga dipercaya sebagai waktu yang baik untuk menyembunyikan sesuatu atau menjaga rahasia.
7. Juli: Sawuk
Sawuk adalah nama bulan ketujuh dalam setahun menurut orang Jawa. Nama ini berasal dari kata “sewu” yang berarti “ribuan” atau “banyak”. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang penuh dengan perayaan dan kegembiraan. Orang Jawa sering kali mengadakan berbagai macam acara dan festival selama bulan Sawuk.
8. Agustus: Sapar
Bulan kedelapan dalam setahun menurut orang Jawa dikenal dengan nama Sapar. Nama ini berasal dari kata “sapa” yang berarti “menyapa” atau “bergaul”. Bulan Sapar dianggap sebagai bulan yang tepat untuk memperluas jaringan sosial dan bergaul dengan orang-orang baru. Orang Jawa menganggap bulan ini sebagai waktu yang tepat untuk memperluas hubungan sosial mereka.
9. September: Sapu
Sapu adalah nama bulan kesembilan dalam setahun menurut orang Jawa. Nama ini berasal dari kata “sapu” yang berarti “bersih”. Bulan Sapu sering kali dihubungkan dengan kebersihan fisik dan spiritual. Orang Jawa menganggap bulan ini sebagai waktu yang tepat untuk membersihkan diri dan lingkungan sekitar.
10. Oktober: Sawal
Orang Jawa menyebut bulan kesepuluh dalam setahun sebagai Sawal. Nama ini berasal dari kata “sewal” yang berarti “tanya” atau “mengajukan pertanyaan”. Bulan ini dianggap sebagai waktu yang tepat untuk menanyakan pertanyaan atau mencari jawaban. Orang Jawa sering kali melakukan refleksi dan evaluasi diri selama bulan Sawal.
11. November: Dulkijah
Bulan kesebelas dalam setahun menurut orang Jawa dikenal dengan nama Dulkijah. Nama ini berasal dari kata “dulkijah” yang berarti “tidak mau melakukan”. Bulan ini sering kali dihubungkan dengan sikap pasif atau menolak untuk melakukan sesuatu. Orang Jawa menganggap bulan Dulkijah sebagai waktu yang tepat untuk beristirahat dan mengambil jeda sejenak.
12. Desember: Bais
Bais adalah nama bulan terakhir dalam setahun menurut orang Jawa. Nama ini berasal dari kata “besih” yang berarti “bersih”. Bulan Bais dianggap sebagai waktu yang tepat untuk membersihkan diri dan lingkungan sekitar sebelum memasuki tahun yang baru. Orang Jawa sering kali melakukan ritual pembersihan diri dan rumah selama bulan Bais.
Tabel Nama Bulan Menurut Orang Jawa
Bulan | Nama Jawa | Makna |
---|---|---|
Januari | Merta | Mulai |
Februari | Mungguh | Rendah hati |
Maret | Manjing | Lilin |
April | Sasih | Bulan |
Mei | Sura | Pemberani |
Juni | Jared | Terpendam |
Juli | Sawuk | Banyak |
Agustus | Sapar | Menyapa |
September | Sapu | Bersih |
Oktober | Sawal | Tanya |
November | Dulkijah | Tidak mau melakukan |
Desember | Bais | bersih |
Frequently Asked Questions (FAQ)
Bulan-bulan menurut orang Jawa adalah Merta, Mungguh, Manjing, Sasih, Sura, Jared, Sawuk, Sapar, Sapu, Sawal, Dulkijah, dan Bais.
2. Apa makna dari nama bulan Merta?
Merta memiliki makna “mulai” atau “awal” yang melambangkan harapan dan peluang baru.
3. Apa hubungan bulan Sasih dengan perayaan dan upacara?
Bulan Sasih dianggap sebagai waktu yang sesak dengan ritual dan upacara yang menghormati leluhur.
4. Mengapa bulan Sawuk dianggap sebagai bulan yang penuh dengan perayaan?
Bulan Sawuk dianggap sebagai bulan yang banyak diisi dengan berbagai macam acara dan festival oleh orang Jawa.
5. Apakah bulan Jared memiliki makna khusus?
Bulan Jared memiliki makna “terpendam” yang sering kali dikaitkan dengan perasaan yang terpendam atau rahasia yang disembunyikan.
6. Mengapa bulan Dulkijah dihubungkan dengan sikap pasif atau menolak melakukan sesuatu?
Bulan Dulkijah dianggap sebagai waktu yang tepat untuk beristirahat dan mengambil jeda sejenak dari aktivitas.
7. Mengapa bulan Bais dianggap penting untuk membersihkan diri dan lingkungan sekitar?
Bulan Bais dianggap sebagai waktu yang tepat untuk membersihkan diri dan lingkungan sekitar sebelum memasuki tahun yang baru.
Kesimpulan
Setelah menjelajahi nama-nama bulan menurut orang Jawa, kita dapat memahami betapa kaya dan beragamnya kebudayaan mereka. Nama-nama bulan tersebut tidak hanya mencerminkan sistem penanggalan, tetapi juga mengandung makna yang dalam dan simbolisme yang menarik. Orang Jawa mengaitkan setiap bulan dengan kesempatan, sikap, dan perayaan tertentu. Semoga artikel ini telah memberikan wawasan baru dan menambah pemahaman kita tentang keunikan budaya orang Jawa.
Sekarang, saatnya bagi kita untuk menerapkan pengetahuan baru ini dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita gunakan nama-nama bulan menurut orang Jawa untuk menghargai waktu, mengambil keputusan yang berani, dan membersihkan diri serta sekitar kita. Teruslah belajar dan menjaga kekayaan budaya ini hidup dalam generasi yang akan datang. Salam budaya Jawa!
Kata Penutup
Artikel ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai nama bulan menurut orang Jawa. Informasi yang diungkapkan dalam artikel ini didasarkan pada penelitian dan referensi yang valid. Namun, pembaca disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut jika ingin memperdalam pemahaman mereka atau menggunakannya untuk keperluan tertentu.
Penulis tidak bertanggung jawab atas kerugian atau masalah yang mungkin timbul akibat penggunaan informasi yang disajikan dalam artikel ini. Pembaca diharapkan menggunakan pengetahuan yang diperoleh dengan bijak untuk keperluan pribadi atau profesional mereka sendiri.