Di dalam agama Islam, Yudas dikenal sebagai salah satu dari dua belas murid utama Yesus. Yudas Iskariot, begitulah nama lengkapnya, sering kali diidentifikasi sebagai pengkhianat yang menjual Yesus kepada penguasa Romawi. Namun, dalam pandangan Islam, Yudas dipandang dengan sudut pandang yang berbeda.
Menurut Islam, Yudas tidaklah menjadi pengkhianat yang menjual Nabi Isa (Yesus) kepada musuh-musuhnya. Sebaliknya, beberapa ulama berpendapat bahwa Yudas sebenarnya adalah seorang murid setia yang dipercayai oleh Yesus untuk menjalankan peran krusial dalam kehidupan dan misi-Nya.
Dalam intensi dan kehendak Allah, Yudas diyakini telah dipilih untuk memainkan peran yang sulit dalam perjalanan Yesus menuju salib. Dalam penyaliban Yesus, Yudas dianggap sebagai bagian dari rencana ilahi yang mengantar kepada pembebasan umat manusia dari dosa.
Dengan demikian, dalam Islam, Yudas dipandang sebagai figur yang dipilih dan diutus oleh Allah untuk memenuhi bagian dari cerita keselamatan umat manusia. Meskipun tragedi pengkhianatan tetap terjadi, tetapi peran Yudas dalam penyaliban Yesus dipandang sebagai bagian dari rencana-Nya yang lebih besar.
Sobat Rspatriaikkt!
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas sosok Yudas menurut pandangan Islam. Yudas, yang juga dikenal sebagai Yudas Iskariot, adalah salah satu tokoh penting dalam cerita Alkitab tentang Yesus Kristus. Namun, peran dan karakter Yudas menurut Islam sedikit berbeda dari apa yang tercantum dalam kitab-kitab Injil. Mari kita simak penjelasan terperinci mengenai Yudas menurut Islam berikut ini.
1. Ilmu Pengetahuan Tinggi: Yudas dikatakan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ajaran-ajaran agama dan kitab-kitab suci. Ia dianggap sebagai salah satu di antara para murid Yesus yang memiliki pemahaman mendalam tentang moralitas dan etika.
Bukti Alkitab:
Dalam Injil, disebutkan bahwa Yudas ditunjuk oleh Yesus sebagai penjaga uang kas kelompok mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Yudas dipercaya oleh Yesus dalam hal keuangan dan administrasi.
2. Ketetapan Hati yang Kuat: Meskipun ia akhirnya mengkhianati Yesus, Yudas diyakini memiliki niat yang kuat untuk membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Romawi. Ia berharap bahwa tindakannya akan memaksa Yesus untuk mengungkapkan diri sebagai Mesias yang sesungguhnya dan memimpin pemberontakan melawan kekuasaan Romawi.
Bukti Alkitab:
Yudas menginginkan Yesus untuk menggunakan kekuatannya sebagai Mesias untuk menghancurkan penjajah Romawi dan membangun kerajaan Allah di bumi.
3. Peran dalam Misi Yesus: Menurut pandangan Islam, peran Yudas dalam pengkhianatan terhadap Yesus sebenarnya merupakan bagian dari rencana Tuhan. Yudas menjadi sarana yang digunakan Tuhan untuk menggenapkan nubuatan dan membawa keselamatan bagi umat manusia.
Bukti Alkitab:
Dalam Injil Matius, Yesus berkata kepada Yudas, “Lakukanlah apa yang hendak kauperbuat. Tetapi, usai sudah, malapetaka itu akan menimpa anak manusia”. Hal ini menunjukkan bahwa pengkhianatan Yudas menjadi bagian dari rencana Tuhan untuk memenuhi nubuatan dan memperlihatkan kuasa-Nya.
4. Pelajaran Kehidupan: Kekhianatan Yudas juga menjadi pelajaran bagi umat manusia tentang pentingnya setia dalam menjalani hidup. Tindakan Yudas mengingatkan kita akan bahaya dari nafsu keserakahan dan pengkhianatan terhadap Tuhan dan sesama manusia.
Bukti Alkitab:
Pengkhianatan Yudas menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesetiaan terhadap Tuhan dan sesama manusia. Dalam Injil Yohanes, Yesus mengatakan, “Siapa menerima orang yang Aku utus, ia menerima Aku, dan siapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku”.
5. Penyesalan yang Dalam: Yudas memahami kesalahannya dan merasakan penyesalan yang mendalam setelah mengkhianati Yesus. Ia bahkan berusaha mengembalikan uang suap yang diterimanya dari para pemimpin Yahudi dan mengakui bahwa ia telah berdosa dengan menyerahkan “darah orang yang tidak bersalah”.
Bukti Alkitab:
Dalam Injil Matius, Yudas mengatakan kepada para pemimpin Yahudi, “Aku telah berdosa karena telah menyerahkan darah orang yang tidak bersalah. ” Lalu ia melemparkan uang perak itu di dalam Bait Suci dan pergi.
1. Pengkhianat: Yudas dianggap sebagai pengkhianat yang telah melanggar kepercayaan dan penghormatan yang diberikan kepadanya sebagai murid Yesus.
Tahrif Alkitab:
Beberapa pendapat didasarkan pada kitab-kitab Injil yang telah mengalami tahrif (perubahan) dalam sejarahnya. Oleh karena itu, pandangan negatif terhadap Yudas diperoleh dari interpretasi yang keliru atau hasil manipulasi teks Alkitab.
2. Terperdaya oleh Iblis: Dalam pandangan Islam, Yudas dihasut oleh Iblis untuk mengkhianati Yesus. Iblis menggoda Yudas dengan janji-janji duniawi sehingga ia luluh dengan godaan tersebut.
Penyesatan oleh Iblis:
Dalam beberapa tafsir Alquran, dikatakan bahwa Iblis memasuki tubuh Yudas dan mengendalikan tindakannya untuk melakukan pengkhianatan terhadap Yesus.
3. Tindakan Sejalan dengan Kehendak Allah: Meskipun pengkhianatan Yudas terlihat sebagai tindakan yang negatif, ia sebenarnya merupakan bagian dari rencana Tuhan. Yudas dipilih oleh Allah untuk melaksanakan peran dalam pengorbanan Yesus Kristus.
Tabrani:
Menurut salah satu riwayat dari Tabrani, sebagaimana dicatat dalam kitab-kitab hadis, dengan kata lain, tindakan Yudas adalah perintah dan rencana dari Allah sendiri.
1. Apakah Yudas adalah seorang nabi dalam Islam?
Yudas bukanlah seorang nabi dalam Islam. Ia adalah salah satu murid Yesus yang terkenal karena pengkhianatannya terhadap Yesus.
2. Mengapa Yudas menjadi pengkhianat dalam cerita Yesus?
Menurut pandangan Islam, Yudas menjadi pengkhianat karena tergoda oleh Iblis dan tertarik pada nafsu keserakahan.
3. Apakah Yudas diampuni oleh Allah?
Tidak ada keterangan yang jelas dalam Alquran maupun hadis-hadis bahwa Yudas diampuni oleh Allah. Namun, ada pendapat bahwa Allah menerima taubatnya setelah ia menyadari kesalahannya.
Kesimpulan
Dalam pandangan Islam, Yudas merupakan tokoh yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Ia diberikan pengetahuan yang tinggi, memiliki cita-cita mulia dalam membebaskan bangsa Israel, dan dipilih oleh Allah untuk melaksanakan peran dalam pengorbanan Yesus. Namun, pengkhianatannya terhadap Yesus dan kerjasamanya dengan Iblis menghasilkan kekurangan yang mendasar. Sebagai umat manusia, kehidupan Yudas mengajarkan kita tentang pentingnya setia pada Tuhan dan sesama manusia, juga tentang bahaya nafsu keserakahan dan pengkhianatan.